Akhir-akhir
ini, kelangkaan energi bukan lagi merupakan masalah yang sepeleh. Semakin hari,
persediaan bahan bakar fosil sebagai salah satu energi yang selama ini kita gunakan
kian hari kian menipis. Hal tersebut disebabkan karena bahan bakar fosil
termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga keberadaannya
di alam akan semakin berkurang. Sementara itu, kebutuhan manusia akan bahan
bakar fosil sebagai sumber energi semakin meningkat setiap harinya. Jika
keadaan tersebut terus terjadi, maka akan terjadi krisis energi di bumi kita
tercinta ini. Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan energi alternatif baru
untuk mencegah terjadinya krisis energi.
Saat ini, orang mulai berlomba-lomba
mencari energi baru terbarukan sebagai energi alternatif sebagai pengganti
bahan bakar fosil. Energi alternatif ini merupakan segala bentuk energi dan
teknologi yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar kovensional. Ada
beberapa energi alternatif yang saat ini mulai di kembangkan, diantaranya
tenaga nuklir, surya, bahkan juga energi panas bumi, dan masih banyak lagi.
Energi
panas bumi atau yang biasa kita kenal sebagai geothermal termasuk salah satu
energi alternatif yang saat ini mulai dikembangakan sebagai pembangkit listriik
di lebih dari 20 negara di dunia yang diantaranya seperti Italia, New Zealand,
Amerika Serikat, Filiphina, bahkan juga di Indonesia dan negara-negara lainnya.
Disamping itu panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72
negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air,
pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan
kayu, kertas dll. Panas bumi atau yang biasa kita kenal sebagai geothermal ini
merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida
yang terkandung di dalamnya. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas
tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga
berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi, peluruhan elemen
radioaktif di bawah permukaan bumi, panas yang dilepaskan oleh logam-logam
berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi, ataupun efek elektromagnetik yang
dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Geothermal ini pada umumnya dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Geothermal
dikembangkan sebagai energi alternatif terutama karena sifatnya dapat
diperbaharui (renewable) sehingga
keberadaannya di alam tidak akan habis sebagaimana bahan bakar fosil atau
minyak bumi. Hal ini disebabkan karena batuan di bawah permukaan bumi akan
tetap menghasilkan panas secara terus-menerus. Oleh karena itu, pemanfaatan
panas bumi sebagai energi alternatif ini sangat cocok untuk dikembangakan
secara besar-besaran.
Selain
karen sifatnya yang dapat diperbaharui, kelebihan lainnya dari geothermal ini
ialah ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena geothermal tidak menghasilkan
gas rumah kaca seperti CO2 yang biasa ditimbulkan akibat penggunaan bahan bakar
fosil. Dengan demikian, maka penggunaan geothermal ini dapat membantu
mengurangi masalah polusi udara. Selain itu, penggunaan geothermal sebagai
pembangkit listrik juga tidak berisik dan dapat diandalkan.
Mengingat
kelebihan dan manfaat geothermal sebagai energi alternatif sebagaimana yang
telah diuraikan di atas, maka penggunaan dan pengembangan energi geothermal
sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal tersebut juga didukung
oleh potensi alam Indonesia yang sangat menguntungkan secara geografis untuk
pengembangan energi geothermal ini. Wilayah Indonesia yang banyak dijumpai
gunung merapi, sangat potensial sebagai sumber panas bumi (geothermal) yang
cukup potensial. Menurut penelitian, Indonesia memiliki 217 tempat yang
diperkirakan potensial sebagai sumber energi panas bumi. Daerah sumber panas
bumi tersebut tersebai mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, bahkan juga Irian Jaya. Melihat potensi yang luar biasa tersebut, maka
pemanfaatan panas bumi sebagai energi alternatif sangat potensial untuk
dikembangkan di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar