Cahaya suci-Mu selalu jadi penerang
Saat mentari tak sanggup terbit,
Kasih-Mu mampu memberi kehangatan
Bila kerontang melanda,
Keagungan-Mu bak mata air harapan
Jika kasih sayang insan ibarat setetes air
Maka kasih sayang-Mu laksana samudera
yang tak akan pernah surut
Bila cinta insan seperti sekuntum bunga
Maka cinta-Mu bak jutaan bunga di taman surga
Sementara aku…
Aku hanyalah seonggok daging tak berharga
yang senantiasa mengharap kasih-Mu
Aku hanyalah secarik kertas kumal
tanpa goresan bermakna
Aku hanyalah sebuah damar
dengan api kecil pada sumbu yang nyaris kering
Api yang seringkali dipermainkan angin
Namun tetap berusaha tegak
Berdiri menatap keagungan-Mu yang Maha Esa
Robbi…
Kasih-Mu adalah dambaan
Cinta-Mu adalah harapan
Merindukan-Mu adalah sebuah kepastian
Engkaulah penerang dalam gulita
Engkaulah penyejuk dalam jiwa
Enkau laksana oasis dalam gurun kegelisahan
Engkaulah pemilik kasih yang hakiki
Dan milik-Mu lah cinta yang abadi.
Jika kita berbicara tentang keabadian, maka yang
terbesit di benak kita pastilah Sang Pencipta. Karena tidak ada yang abadi di
dunia ini kecuali Sang Pencipta. Puisi di atas menggambarkan betapa besarnya
kasih sayang Allah swt. terhadap kita. Terkadang kita sering kali marah,
menghujat, bahkan menyalahkan Allah atas semua kesulitan yang menimpa kita. Terkadang
kita kecewa dan terluka karena Allah tidak mengabulkan apa yang kita minta.
Tapi itu bukan berarti bahwa Allah tidak menyayangi kita. Hal itu dikarenakan Allah
memiliki sifat Maha Mengetahui. Jadi, pastilah Ia lebih mengetahui segala
sesuatu yang terbaik untuk kita.
Terkadang Allah memang tidak memberikan apa yang
kita inginkan dan kita minta. Tapi Allah senantiasa memberikan apa yang kita
butuhkan. Pernahkah kita meminta agar Allah memberikan udara untuk kita
bernfas? Pernahkah kita meminta agar Allah memberikan sinar matahari sebagai
sumber energy kehidupan di bumi? Atau pernahkah kita meminta tanah sebagai
tempat kita berpijak ini? Jawabannya pastilah tidak. Itulah salah satu bukti
bahwa tanpa kita mintapun, Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Maka Ia
berfirman dengan penuh penuh kasih:
“Sesungguhnya Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku,
dan Aku selalu menyertainya bila ia mengingat-Ku dalam dirinya. Bila ia
mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Dan
bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka aku akan mendekat kepadanya sedepa.
Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya
dengan berlari”. (HR : Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya tidak akan
ada habisnya. Bahkan walaupun kita seringkali melanggar perintahnya, Allah
senantiasa tetap memperdulikan kita dan menyayangi kita. Ketika Allah
memberikan kita musibah atau cobaan, itu artinya Allah masih memperdulikan kita
dan menyayangi kita. Musibah yang kita hadapi dapat berupa hukuman, teguran,
ataupun ujian. Dan itu semua merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada kita.
Karena melalui musibah yang kita alami, Allah mau mengajari kita menjadi
manusia yang lebih kuat dan tegar dari sebelumnya.
Coba bayangkan jika kita berjalan di jalanan yang
datar dan jauh tanpa ada tanjakan, turunan, bahkan tanpa tikungan. Pastilah
perjalanan kita akan terasa membosankan dan kita akan berjalan semau kita tanpa
memperhatikan apapun. Nah, begitupun hidup, jika hidup kita hanya berjalan
datar tanpa ada cobaan, pastilah hidup ini akan terasa membosankan. Selain itu,
kita pasti akan menjalani hidup sesuka hati kita tanpa memperhatikan aturan.
Kita tidak akan mengenal yang namanya bersyukur dan merasa bahagia ketika terlepas
dari suatu permasalahan. Pastilah kita menjadi manusia yang manja, rapuh, dan
lemah karena kita tidak pernah dilatih untuk hidup tegar dan kuat menghadapi
masalah.
Melalui masalah yang kita hadapi, Allah juga ingin
mengingatkan kita disaat kita mulai lalai dan hilang arah. Di saat itu, dengan
penuh kasih sayang, Allah memberikan sentilan kecil untuk kita agar kita bisa
sadar dan segera kembali ke jalannya. Lihatlah, betapa indahnya cara Allah
mengingtkan hamba yang begitu dicintai-Nya. Bayangkan jika Allah tidak menegur
dan mengingatkan kita disaat kita mulai hilang arah. Pastilah kita akan terlena
dan tersesat lebih jauh lagi.
Nah, itulah bentuk-bentuk cinta dan kasih sayang Allah
kepada hamba-hambaNya. Begitu besarnya kasih sayang itu. Maka ingatlah Allah
dalam setiap hembusan nafasmu, karena Allah begitu dekat denganmu, bahkan lebih
dekat dari pada urat nadimu. Dan ingatlah bahwa kasih sayang Allah begitu besar
dan abadi untuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar