Di saat mata
melihat kebenaran
Mengapa lisan
berucap kebohongan?
Di saat mata
menjadi saksi kesalahan
Mengapa lisan
tak sanggup menyalahkan?
Mengapa bui
hanya ornamen
Yang tak mampu
menjerat kebohongan?
Mengapa palu
hanya hiasan
Dalam meja hijau
kedustaan?
Dan meja hijau
itu hanyalah fantasi
Yang terlena
karena singgasana dan kemewahan
Lantas,
Dimanakah
kebenaran itu bertahta?
Dimanakah kejujuran
itu bersemayam?
Dan dimanakah
keadilan itu tersimpan?
Mungkin…
Semua itu
hanyalah fatamorgana
Yang tak mampu
jadi penegak tonggak kebenaran
Atau sekedar
ilusi
Yang tak sanggup
menjadi penopang kejujuran
Keadilan itu…
Hanyalah setetes
air dalam selautan kebohongan
Atau hanya
setitik tinta dalam coretan kenistaan
Dan hanya
sebutir debu dalam gundukan pasir kedustaan
Karena keadilan
itu kini hanyalah sebuah ilusi…
Puisi di atas
menggambarkan bahwa keadilan di Indonesia hanyalah sebuah ilusi yang tak dapat
diwujudkan. Mengapa tidak? Penegakan hukum di Indonesia sangatlah lemah. Hukum
di Indonesia ibarat pisau yang tajam kebawah, namun tumpul ke atas. Hal itu
disebabkan karena hukum di Indonesia begitu tegas dan kejam terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh rakyat-rakyat kecil. Sementara pelanggaran
besar yang dilakukan oleh para pemegang jabatan atau para penguasa hanya
mendapat hukuman ringan, atau bahkan tak dihiraukan. Bagaimana bisa seorang
pencuri sandal jepit dihukum beberapa tahun penjara, sementara koruptor yang
jelas-jelas merugikan negara milyaran bahkan triliunan rupiah hanya dijatuhi
hukuman ringan atau bahkan kasusnya tak terselesaikan dan lenyap begitu saja.
Lalu di manakah keadilan di negeri ini ? Mengapa hukum di negeri ini
seolah-olah hanya dibuat untuk rakyat-rakyat kecil?
Ketidak adilan
di Indonesia memang bukanlah sebuah rahasia, melainkan telah digambarkan secara
terang-terangan dalam kasus-kasus hukum yang ada. Hukuman penjara dapat
diselesaikan dengan mudah hanya dengan uang atau jabatan. Bahkan
pelanggaran-pelanggaran berat yang dilakukan oleh para petinggi negara dapat
dengan mudah diselesaikan hanya dengan materi dan kedudukan. Lantas kapan hukum
di Indonesia akan benar-benar menegakkan keadilan yang seadil-adilnya?
Jawabannya ada pada para penegak hukum. Jika para penegak hukum di Indonesia
benar-benar memegang amanahnya untuk menegakkan hukum dengan seadil-adilnya,
maka pastilah keadilan di Indonesia dapat tercipta. Jika para pelanggar hukum
dikenakan hukuman yang setimpal dengan perbuatannyasebagai wujud konkret pelaksanaan keadilan, maka pastilah para
pelanggar hukum di Indonesia akan mendapat efek jera. Hal itu dapat
mewujudkan masyarakat Indonesia yang tertib dan taat hukum sehingga
pelanggaran-pelnggaran hukum di Indonesia dapat berkurang.