Pages

Sabtu, 23 Agustus 2014

SUJUDKU

Rembulan memancarkan cahaya lembut berseri
Seraya tersenyum syahdu menatap kebesaran-Nya
Gemintang berkedip anggun
menyapa setiap anugerah-Nya dengan suara tahlil
Sementara sang angin berbisik lembut
memainkan seruling tahmit nan merdu
Ditemani seruan reranting yang saling bersambut riuh
mengumandangkan istighfar pada-Nya
Bersama gemercik tetesan air langit yang mengisyaratkan takbir
untuk memuji kebesaran penciptanya

Kala seluruh alam memuji Yang Esa dengan caranya
Daku hanya mampu mempersembahkan sujud sederhana
Namun tulus dan penuh harap pada-Nya
Sujud yang kupersembahkan untuk menyapa keindahan-Nya
Sujud untuk memohon ampunan dan harapan dari-Nya Yang Maha Pengasih

Robbi…
Malam ini, kuhantarkan sujudku
Bersama seluruh kerinduanku akan cinta-Mu
Dan segenap harapanku akan maghfirah-Mu
Beserta seluruh permohonanku akan mutiara-mutiara kasih-Mu
yang senantiasa kudamba dalam setiap hembusan nafasku

Jumat, 15 Agustus 2014

Sajak – sajak Rindu


Sang surya mulai tenggelam ke peraduannya
Langit pun menghantarkan dengan pesona rona merahnya
Dan lautan mulai memerah karena bias senja itu
Sementara alam tertunduk syahdu
Menikmati setiap detik senja merah di ufuk barat

Sedangkan aku,
Masih berdiam di balik tirai penantian
Bersama sejuta gundah gulana
Dalam gulita kerinduan yang tetap setia
menemani bersama deretan sajak rindu
Sajak-sajak rindu yang berbaris
Semakin memanjang seiring dentingan deti demi detik waktu
yang kulalui tanpamu
Memenuhi secarik kertas kalbu yang kini mulai kumal
tanpa pesona dan hiasan menawan
Namun tetap senantiasa tersimpan
dalam kokohnya peti penantian dan kesetiaan

Ingin rasanya ku hantarkan sajak-sajak rindu ini
ke atas singgasana kalbumu
Sebagaimana senja yang menghantarkan sang surya
kembali ke peraduan yang selalu merindukan kesyahduannya
Atau awan yang membawa tetes demi tetes air hujan
kembali pada lautan yang menantikan kesejukannya
Seperti malam yang membawa kembali rembulan pada gemintang
yang mendambakan keindahannya
Dan sebagaimana fajar yang mampu mengembalikan mentari
pada pagi yang senantiasa merindukan kehangatannya

Biarlah,
Deretan sajak rindu ini tetap tersimpan rapi
Hingga suatu saat nanti
sajak-sajak rindu itu mulai beranjak
Membawamu kembali mengisi kertas kalbuku
Dengan goresan tinta emas kasih yang sejati
serta berjuta rona warna tawa keceriaan
Karena keyakinan hati ini tak mungkin salah
Bahwa pertemuan yang didamba itu
akan segera menghampiri kita
membawa segenggam kebahagiaan hakiki