Banyak
orang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan minyak bumi.
Indonesia memiliki sumber-sumber minyak yang kaya akan cadangan minyak. Namun
kenyataannya, saat ini hasil produksi minyak bumi Indonesia tidak mampu
mencukupi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) masyarakat Indonesia sendiri.
Kebutuhan BBM masyarakat untuk bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar
proses produksi di pabrik, bahkan bahan bakar untuk keperluan masyarakat dan
lain-lain masih belum mampu terpenuhi oleh hasil produksi minyak dalam negeri.
Hal tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa melakukan impor minyak
bumi agar dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat setiap
tahunnya. Seperti yang diungkapkan Direktur Pengendalian Produksi, Badan
Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Rudi Rubiandini bahwa
Indonesia harus mengimpor 500.000 bph (barel per hari) untuk mencukupi
kebutuhan BBM masyarakat tiap harinya. Beliau juga mengatakan bahwa kebutuhan
BBM Indonesia tiap hari mencapai 1,3 juta bph, sementara produksi minyak
Indonesia hanya 540.000 bph dan itu tidak semuanya menjadi BBM. Jadi, saat ini
Indonesia memang tidak mampu memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Tidak
terpenuhinya kebutuhan BBM di Indonesia, salah satunya disebabkan karena
menurunnya produktifitas sumber-sumber minyak bumi Indonesia. Sebagian sumber
minyak bumi di Indonesia saat ini sudah mulai kurang produktif sehingga tidak
mampu menghasilkan minyak bumi dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut
disebabkan karena minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Sehingga, cadangan minyak indonesia dari waktu ke waktu
terus berkurang. Padahal, minyak bumi merupakan salah satu sumber energi
terpenting bagi kelangsungan hidup rakyat. Masyarakat Indonesia sangat
membutuhkan minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan bermotor, proses produksi di
pabrik, kegiatan memasak, dan keperluan-keperluan lainnya. Jika bangsa
Indonesia tidak mampu memenuhi bahan bakar minyak untuk kebutuhan-kebutuhan
tersebut, maka kapasitas impor BBM Indonesia akan terus meningkat setiap
tahunnya. Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan harga BBM dan pemborosan
anggaran negara.
Masalah-masalah
di atas dapat diatasi dengan beberapa solusi. Salah satu solusi yang bisa kita
lakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah mengurangi penggunaan BBM secara
berlebihan. Dalam hal ini, masyarakat sebaiknya sebisa mungkin menghemat
penggunaan BBM. Penggunaan BBM untuk hal-hal yang tidak perlu sebaiknya
dihindari agar kebutuhan BBM Indonesia dapat berkurang dan Indonesia dapat
memenuhi kebutuhan bahan bakarnya sendiri.
Selain
mengurangi penggunaan BBM secara berlebihan, juga diperlukan adanya energi
alternatif atau sebuah inovasi yang mampu menambah pasokan minyak Indonesia
agar Indonesia dapat memenuhi seluruh kebutuhan BBM masyarakatnya sendiri.
Energi alternatif ini merupakan segala bentuk energi dan teknologi yang dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar kovensional. Salah satu energi
alternatif dan inovasi yang saat ini mulai dikembangkan untuk menghasilkan BBM
ialah mengkonfersi sampah plastik menjadi BBM. Kegiatan ini dilakukan melalui
metode pirolisis. Metode pirolisis ini dilakukan dengan cara mencacah kemudian
memasukkan sampah plastik ke tabung penyulingan dengan temperatur 250-400
derajat celcius. Penyulingan tersebut akan menghasilkan uap yang kemudian
didinginkan hingga cair dan menghasilkan minyak.
Selain
mampu menghasilkan minyak, konfersi sampah plastik menjadi BBM melalui metode
pirolisis ini juga sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan dasar
berupa sampah plastik. Seperti yang kita ketahui, sampah plastik merupakan
senyawa anorganik yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Jika dibiarkan
menumpuk begitu saja, sampah plastik ini dapat mencemari lingkungan. Oleh
karena itu, mengkonfersi sampah plastik menjadi BBM melalui kegiatan produksi
skala besar merupakan salah satu solusi yang tepat agar kebutuhan BBM Indonesia
dapat terpenuhi tanpa harus melakukan impor. Selain itu, masih banyak
energi-energi alternatif lainnya yang dapat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan BBM di Indonesia. Namun, hal itu harus tetap didukung oleh upaya mengurangi penggunaan BBM secara
berlebihan oleh masyarakat agar kebutuhan BBM di Indonesia sepenuhnya dapat
terpenuhi.
#Novita Ratna Dila 'Petroleum Engineer'#
#Novita Ratna Dila 'Petroleum Engineer'#