Pages

Minggu, 07 Desember 2014

Asal Mula Terbentuknya Minyak Bumi


Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, ataukehijauanyang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Seperti yang kita ketahui, minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama bagi aktivitas-aktivitas manusia pada masa kini. Ada cukup banyak aktivitas kita sehari-hari yang memanfaatkan minyak bumi sebagai sumber energi. Dalam pemanfaatannya, minyak bumi terlebih dahulu diolah menjadi berbagai macam produk seperti gas LPG, bensin, solar, avtur, minyak tanah, lilin, dan lain – lain. Beberapa contoh pemanfaatan hasil olahan minyak bumi dalam kehidupan kita sehari – hari antara lain ialah untuk bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar kegiatan produksi di pabrik, sampai dengan pembangkit listrik dan kegiatan memasak di rumah, dan masih banyak lagi. Sebelum diolah dan dimanfaatkan dalam kehidupan kita sehari – hari, minyak bumi atau minyak mentah harus di ambil dari bawah permukaan bumi melalui proses pengeboran yang cukup rumit dengan kedalaman tertentu. Lalu, taukah Anda dari mana minyak bumi berasal ? dan bagaimana proses terbentukya minyak bumi di bawah permukaan ?
            Ada dua teori yang selama ini menjelaskan tentang bagaimana proses terbentuknya minyak bumi di bawah permukaan. Adapun kedua teori ialah sebagai berikut :
1.      Teori organik
Teori ini menjelaskan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa – senyawa organik atau sisa – sisa makhluk hidup yang tertimbun di bawah permukaan bumi selama jutaan tahun lamanya.
2.      Teori anorganik
Teori anorganik mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari senyawa – senyawa kimia di bawah permukaan bumi (bukan berasal dari makhluk hidup).
Dari kedua teori tersebut, teori yang lebih sering digunakan ialah teori organik. Seperti yang telah dijelaskan di atas, menurut teori organik, minyak dan juga gas bumi terbentuk dari jasad binatang - binatang dan tumbuhan purba (fosil) yang tertimbun dalam “batuan induk (source rock) selama ratusan juta tahun yang lalu. Source rock (batuan induk) adalah tempat dimana awal mula minyak dan gas bumi terbentuk. Source rock ini berasal dari sedimentasi berbagai lingkungan pengendapan seperti sungai, delta, atau laut yang kaya akan organik (kerogen) di masa lampau hingga tertimbun semakin dalam dari waktu ke waktu sampai berada di kedalaman yang cukup jauh dari permukaan bumi. Source rock dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan tipe kerogennya, yaitu:
1.         Tipe 1 (sumber : dasar danau/deep lake yang banyak  terdapat alga, hasil : crude oil)
2.         Tipe 2 (sumber : laut/marine yang banyak terdapat plankton & bakteri, hasil : oil & gas)
3.         Tipe 3 (sumber : daratan/terrestrial yang banyak terdapat pohon-pohon besar, hasil : gas & light oil)
Fosil yang terdapat dalam source rock tersebut kemudian mengalami proses pematangan yang disebut “maturasi”. Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari kerogen menjadi minyak dan gas bumi. Proses tersebut dibantu oleh temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga ikatan kompleks senyawa kimia dari kerogen terpecah menjadi ikatan yang lebih kecil dan kemudian mematangkannya menjadi bentuk cairan minyak ataupun gas. Minyak ataupun gas tersebut terkurung di dalam pori – pori batuan induk (source rock). Akibat dari proses ini, source rock sering juga disebut hydrocarbon kitchen.
Akibat dari tingginya tekanan di source rock yang disebabkan oleh beban lapisan-lapisan batuan diatasnya dan berat jenis minyak bumi yang lebih kecil dari materi disekitarnya, maka minyak bumi akan tertekan dan bergerak ke atas melalui pori – pori batuan. Proses pergerakan / perpindahan minyak dan gas tersebut disebut proses “Migrasi”. Dengan kata lain, migrasi  dapat diartikan sebagai proses trasportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju reservoir. Proses migrasi berawal dari migrasi primer (primary migration), yakni transportasi dari source rock ke reservoir secara langsung. Lalu diikuti oleh migrasi sekunder (secondary migration), yakni migrasi dalam batuan reservoir nya itu sendiri (dari reservoir bagian dalam ke reservoir bagian dangkal).
Reservoir adalah tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon. Reesrvoir ini berupa bataun yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas merupakan kemampuan suatu batuan untuk menyerap dan menyimpan fluida. Sedangkan permeabilitas adalah kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan atau melewatkan fluida. Jenis reservoir umumnya batu pasir dan batuan karbonat dengan porositas 15-30% (baik porositas primer maupun sekunder) serta permeabilitas minimum sekitar 1 mD (mili Darcy) untuk gas dan 10 mD untuk minyak ringan (light oil). Agar minyak di dalam batuan reservoir tidak bermigrasi ke tempat lain, diperlukan adanya “jebakan (trap)” dan “batuan tudung (seal rock)”.
Jebakan (trap) adalah bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak bergrasi ke tempat lain  lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan reservoir sebagai tenpat penyimpan hidrokarbon dan suatu seal rock sebagai penutup agar tidak terjadi migrasi lagi. Ada tiga macam jebakan (trap) yaitu :
1.         Jebakan Struktural, yaitu jebakan dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting.
2.         Jebakan Stratigrafi, yaitu jebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi.
3.         Jebakan Kombinasi, yaitu kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi.
Struktur trap dapat berupa anticline, fault, dll. Biasanya trap ini ditutup oleh batuan tudung / batuan penyekat yang disebut seal rock. Seal rock adalah batuan yang mempunyai porositas dan permebilitas yang kecil seperti batulempung/mudstone, anhydrite dan garam. Batuan Ini memiliki peran sebagai penyekat dan penghalang agar minyak dan gas bumi yang telah terperangkap dalam trap tidak lepas atau bermigrasi ke tempat lain. 

Senin, 01 Desember 2014

Asal Usul Minyak Bumi

Proses terbentuknya minyak dan gas bumi

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. 
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.

Sumber : you tube